Hai blog!

Ilustrasi

Teman curhat yang selalu menampung banyak butiran huruf berbentuk cerita yang kadang itu-itu aja, dan itu lagi-itu lagi!

Rasanya baru kemarin hectic dan meriah karena gurem di kandang ayam Pak Puguh, Bu Sujiati, Bu Susiana, Bu Rumini, Mbak Yunita, Mak Bing, Ibu dan Bapak di Purworejo. Keluarga baru yang selalu menebarkan kasih sayang bercucuran setiap hari di desa kecil yang amat sangat jauh dari kota Blitar.

Makanan Favorit adalah Mie Ayam Ceker dan Bakso depan Sekolahan, serta jajan pasar yang hanya ada ketika tanggal : Pahing, Wage, dan Kliwon.

Juga masakan bu Sus dan bu Tiari yang serupa Resto Bintang Lima. ENAK BANGET! tentu saja hasilnya di timbangan yang jarumnya bergeser ke kanan tiap minggu, LOL. 

Saat ini Iga malah pindah rumah (lagi) dan berujung  tinggal di Jakarta, tentunya jadi anak kos lagi dan sibuk menyiapkan makanan tiga kali sehari (persisnya jadi pembeli setia warteg) dan sesekali beli sayuran segar buat dimasak alakadar dan semampu juga sebisanya, semua ini karena penyedia Beasiswa belum berani menerima Iga sebagai salah satu awardee nya :)

Tapi Iga merasa ini adalah anugerah dari Allah, karena Iga pernah nulis dan tempel di lemari kalau Iga pengen tinggal di Jakarta, eh kejadian! Dalam hitungan bulan sejak tulisan itu bertengger di daun pintu. Sungguh kalau diingat-ingat Allah benar-benar memberinya satu demi satu walaupun dengan cara yang bikin deg-degan.

Kegiatan nya sekarang masih biasa aja, melakukan rutinitas layaknya manusia normal lainnya, dan entah sejak kapan Iga merasa baik-baik  aja tinggal sendirian tanpa punya teman main apalagi ngobrol, eh ada sih by phone yang selalu rajin nanyain apakah sudah makan, sudah mandi, sudah bangun, dan sudah beberes? Orangnya lumayan asik dan baik, mencintai puisi, terus sangat  menjaga pola makan dan pola hidup, tapi kesukaan nya malah Hokben (sangat disayangkan menu yang ia suka juga kol cincang dan wortel parut  + mayones) namanya mbak Ai, A & I dua huruf vokal sekaligus! Beda jauh dengan Iga yang suka laksa dengan linangan kuah yang mengkilau sebab minyak dan aneka bumbu pekat dengan rasa creamy yang bikin terharu di tiap sendok nya, sesuka itu!

Kalau dibandingkan dengan Iga yang dulu, suka ngobrol, senang main, suka keramaian. Sekarang malah lebih merasa nyaman sendiri, apakah ini pertanda kalau kepribadian Iga sekarang sudah bergeser jadi introvert?

Well, kali ini Iga gak tau mau cerita apa dan harus berbagi kisah apa karena masih biasa-biasa aja dan hanya ingin menggerakan jemari yang lama tidak menari di keyboard. Karena rasanya sudah hampir tidak bisa lagi mengeluh karena memang tantangan hidup kian menjadi dan merajalela. Makin dipikir makin bikin pusing dan merasa tertekan.

Ternyata semua impian yang sedang diperjuangkan itu sulit, suuuuliiit! Tapi harus tetap diperjuangkan, walaupun ngga jarang terperosok-terjatuh-terjungkal-terplanting-berdarah-dan lebam babak belur, bangun lagi coba lagi, terus tanpa siklus.

Gara-gara perjuangan ini, sekarang Iga malah lebih menikmati video-video cerita susahnya kehidupan orang sukses yang sudah berhasil mewujudkan impiannya. Perasaan tidak nyaman Iga ternyata valid dan ini dihadapi oleh hampir semua orang yang sedang berjuang meraih mimpinya perih dan pedih bersatu sekaligus, tapi semakin Iga merasa ini kian mencekik makin hadir pertolongan Allah dari berbagai penjuru yang tidak disangka-sangka, ajaib betul.

Huh.. Memang dunia ini penuh dengan kejutan dan kepayahan, tapi ketika sudah sepenuhnya pasrah tanpa syarat dan embel-embel tambahan, selalu ada bantuan dengan cara paling indah. Jadi jangan menyerah, kita harus berjalan dengan impian yang sudah kita bentangkan di angan-angan,  semoga siapapun yang sedang berjuang Allah bantu semuanya dengan cara paling bijaksana tanpa kepiluan.

Ada satu kalimat nasihat yang Iga dengar beberapa waktu lalu yang bunyinya : Jangan terus-menerus melihat ke atas ketika sedang berjalan, karena bukan batu besar yang membuatmu tersandung, melainkan kerikil kecil yang akan membuatmu terperosok dan jatuh.

 

 

Comments

Popular Posts