Bersikap biasa saja-lah
Sejak beberapa bulan yang lalu, intensitas dalam menulis memang sudah sangat jauh berkurang, apalagi untuk di posting, sangat sedikit. Walau masih ada satu atau dua tulisan yang berusaha untuk di post. Tapi selama postingan tidak banyak yang bertambah, aku masih sering nulis, niatnya biar bisa sama-sama dicetak jadi buku pas nanti skripsi juga rampung, amiin...
Aku
mau curhat saja kali ini, mengenai hal-hal yang sedikit mulai mengganggu hati
dan pikiran. Seperti jodoh, pekerjaan, penghasilan, lanjut kuliah, dan
kawan-kawan nya.
Ternyata
memang usia yang tak lagi anak krucil sedikit banyak menuntut kita dewasa,
entah dewasa karena usia atau dewasa karena terpaksa, tapi porsi penyelesaian
masalah memang harus kita miliki saat ini, bagaimana cara mengontrol diri dari
hal yang tidak baik, mengontrol hati, mengontrol emosi. Semua sekarang harus
bisa kita atasi lebih bijak dari umur kita yang dulu masih hitungan belasan.
Tulisan
aku juga pelan-pelan mulai berubah, tanpa disadari aku menulis hal-hal sentimental,
walaupun ya masih oke-oke aja, bagiku thoh
Semakin
kesini aku semakin takut, takut nggak bisa ngikutin tuntutan yang mengharuskan
aku tetap dinamis, tetap berproses, tetap percaya pada diri, humble,
tetap merasa fakir ilmu, tetap bisa menghargai orang lain. Kadang aku suka
senang bercerita tentang orang lain, sepak terjang karir nya, pendidikan nya, prestasi nya, bahkan keburukan nya, itu
topik yang gak pernah mati kalau di bahas di lingkaran obrolan anak kampus.
Ghibah itu kadang bukan kita yang mulai, tapi ketemu kawan yang mulai itu, yang
susah dihindarin. Awalnya nih bilang kalau cerita ini untuk diambil pelajaran, tapi lanjuttttt terus!!! Kan asik, setan itu pinterrrr banget yak.
Terus
yang didekatin sama cowo, kita harus bisa bersikap B aja hmm.. Biarin aja dia
capek dekatin kita, kita harus B aja. Karena mungkin kalau kita ladenin, kita
orang kesekian yang di dekatin, kesekian. Jangan buru-buru berpikir kalau dia cuma
dekatin kita tok, itu gak mungkin, karena lingkaran teman dia juga gak sempit,
gak kayak karet gelang, tapi luas, seluas lapangan baseball kalau nanti kamu
hatinya kepincut, terus ternyata dia main-main aja, hmm mateng deh kamu, mateng
sis!? Jadi sosis kamu, mau ? engga kan, jadi kita B aja ya.
Aku
sering merasa bersalah juga kadang, kadang tapi sering kalau ngomong itu
nyolot, walaupun benar, dan yang dibilang orang itu salah, tapi bete aja sih
kalau tu orang yang salah gak mau dikasih tau, nyolot deh aku nya. Tapi mungkin
dia memang gengsi atau benar-benar meyakini hal yang dia sebut itu benar, misal
nyamuk itu setiap selesai menghisap darah, dia akan mati. Lah dia gak percaya,
terus sampai berurat ngomong, jadi dia ngapain ngisap darah kalau dia juga mau
mati, ya aku mana taulah ya, kan gak pernah ngobrol sama nyamuk. Nah gini
contohnya. Dia gak percaya, kan aku akan gigih banget buktiin kebenaran #mukaberkerut
Terus
kita juga jangan terlalu merasa paling baik kawan nya, karena mungkin
kawan-kawan lain yang gak terlalu dekat dengan kita juga baik, kita bekawan
sama A, sama B engga, terus dengan mudah nya lidah dan bibir berucap, kalau si
B itu gak baik, dia cuma bisa bekawan sama si C D aja, bukan sama kita, eh
emang dia pikir kita udah suci-suci banget, enggak kan? Yang tahu kebaikan kita
itu mutlak Allah bukan manusia, Allah juga gak ngebolehin kita ngasal kalau
nilai orang, kan kita gak tau seluk beluk hidup dia, kita sama dia cuma sejam
dua jam aja dikelas, lebihnya emang kita tahu dia buat kebaikan apa. Enggak kan
Buka
pola pikir, sudut pandang kita dalam menilai sesuatu, kita harus observasi dulu
baru bisa ngomong. Dan itu gak bisa
semudah berkedip, jadi kalau kita gak tahu, kita diam aja, sembari merhatiin,
biar kita tahu dia itu gimana.
Jangan
suka bergantung harap sama manusia, kita akan kecewa banyak. Kita boleh
berharap sama Allah aja, karena gak akan kecewa, terus jangan suka pasang
ekspektasi, nanti kalau realita yang kita dapat ternyata rendah, kecewa lagi,
lah jadi kita kapan dong bisa bersyukur, bener nggak?
Kita
memang sudah harus bisa selektif, hal apa yang bisa buat kita berguna,
berfungsi, gak diam di tempat apalagi hibernasi, hidup tapi mati.
Udah
segitu aja, intinya kita harus bersikap biasa aja, walaupun kita sudah mendunia




Comments
Post a Comment