ETIKA BERSOSIAL MEDIA
Karakter kamu digambarkan dari apa yang kamu bicarakan dan
lakukan-
Berawal dari pengalaman, aku jadi nulis ini untuk konten blog. Tujuannya sebagai pengingat sesama saudara sedunia nyata dan dunia maya ketika udah baca tulisan ini. Mulanya gara-gara ada beberapa kawan main yang ‘ada perlu’ segala macam denganku. Tapi ketika mereka nge-chat atau japri di WA itu cuma pakai huruf “P” aja. Ya menurutku itu bukan nama panggilan atau salam lah, ya gak aku balas, walau terkadang aku juga balas dengan ucapan Waalaikumsalam.
Ternyata dia jadi malu, dan bilang maaf gitu. Sederhana nya gini lah, aku butuh sesuatu sama kamu, terus aku gak bilang minta tolong atau semacamnya, kamu gak tau kan tujuan aku, karena kamu sedang gak merasa sedang diajak ngobrol sama aku, karena awalan kata pembuka hanya satu huruf ‘P’ aja di kotak masuk kamu yang aku kirim, Ngalah-ngalahin kode morse pula. Kalau chat sama orangtua/dosen/kakak leting/laboran/kawan/adik/saudara/siapapun. ucapkan aja salam, dari pada kamu P P P tapi malah nyemak aja, dan itu gak akan dibalas karena yang nerima kesal atau risih kan kamu jadi rugi sendiri. Yang tadinya kamu padahal butuh banget sama bantuan dia, tapi malah di acuhkan, syalalala... kan jadinya. Kalau kamu senang dihargai orang lain, coba belajar menghargai orang lain juga biar apple to apple bro/sis!
Jadi mulai sekarang kawan-kawan budiman
yang baik hatinya, kita itu hidup di dunia gak sendiri, kita itu
bersosial media, jadi kita harus gunakan aturan, kesopanan, adab, dan seni
dalam bersosial media. Jangan awalnya ngikutin tren eh alih-alih malah nyakitin
atau nyinggung perasaan orang lain. Sekarang juga pada sering dan suka banget
nge-broadcast berita-berita yang belum di filter dulu kebenarannya, alih-alih
malah nambahin viral di jagad dunia maya, lah ini gimana kalau yang disebar
ternyata adalah hoax yang sering jadi makanan para netizen yang kurang mengulik
satu berita dengan tuntas. Alhasil jadi kena hoax jamaah, miris kan
Bagus sih tujuan nya untuk nyebarin berita yang update, dan biar orang lain juga tahu, ada berita ini lho yang sedang in banget.. masa kamu gak tau sih dan bla bla bla... Tapi esensi dari satu berita itu kan (kebenaran/fakta) jadi sebelum kita nyeret orang ke berita-berita yang belum valid kebenaranya, jangan di share dulu, ini adalah cara kita mengurangi angka hoax yang udah hampir membudaya di tanah air. Kayak kisah anak abege yang tengah hangat dan viral beberapa waktu lalu karena kasus yang katanya bullying, itu hampir sempurna banget! Ada juga tentang ibu r*tn** ... yang juga sempat viral karena berita yang dibuatnya benar-benar sempurna, sempurna hoax nya.
Dan banyak lagi berita-berita hoax lain yang kalau di telusuri kebenaranya, itu memang gak benar. Berita hoax ini juga semacam jenis budidaya yang meraup untung bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bisa jadi berita yang dia buat itu adalah sumber pundi-pundi rupiah, semakin banyak di share ke orang se-dunia maya, maka semakin penuh pula pundi-pundi rupiah di rekening doi, ini masih (asumsi) aku, berdasarkan logika. Kenapa orang mau buat yang salah secara continue? Karena ada hasil yang menggiurkan disana. Gak mungkin orang mau kerja capek-capek buat konten bobrok dan viral kalau bukan dengan satu tujuan atau goals yang diharapkan, entah itu uang/jabatan/kepercayaan/job/apapun.
Udah segitu aja sih, semoga membantu teman-teman
se-jagad dunia nyata dan dunia maya agar cerdas dalam bersosial media.
#salamakalsehat



Comments
Post a Comment