Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

pinterest


Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika menyaksikan kawanku kau buat mainan

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika menyaksikan kebohongan-kebohongan yang direncanakan

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika kau! Ternyata tak menghargai kami sebagai ;

Perempuan yang harus dijaga,

calon ibu peradaban dunia,

dan calon madrasatul ula,

pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika kawanku ternyata kau jadikan alat pemuas nafsu jalangmu

Apakah kau tidak punyai saudara perempuan?

Apa kau tidak takut saudaramu menanggung hukum ‘karma’ mu?

Apa kau tidak ingat tuhan?

Apa kau terlalu obsesi dengan cinta murah asal meriah!

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika kebaikan yang kau ajarkan adalah kebohongan paling wahid

Perkataan paling klise yang pernah kudengar

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika (aku)  kau jadikan seperti orang bodoh lagi dungu

Ketika (aku) ternyata hanya sebagai pemulus jalanmu

Ketika (aku) ternyata tak bisa meleraimu

Ketika (aku) benar-benar merasa malu

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Kalau nanti, gara-gara ulahmu. Allah menyeretku ke neraka jahannam

Kalau nanti, aku masuk golongan orang-orang  pelancar maksiat

Kalau nanti, aku juga dicap tak pandai menjaga (dia)

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika lutut dan tanganku gemetar menyaksikan perbuatanmu

Jantungku seakan lepas di balik tulang iga sana

Darahku seakan mendidih diatas suhu 100 derajat

Otakku tak habis pikir berulang-ulang

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Oh tuhan, maafkan aku. Tak pandai menjaganya

Janganlah kau murka padaku, janganlah kau tutup juga pintu maafmu

Pada siapa kecewa ini kusampaikan?

Ketika kau ternyata menginjak-injak marwah perempuan

Ah kau, aku kecewa. Sungguh.

Kau benar tak menghargai kami, perempuan ini

Teori itu ternyata : hanya sebatas bait-bait syair berselimut dusta

 

Dariku: yang kecewa

 

Comments