Bicara Hati


Pint

Kadang kita merasa paling disakiti, paling kecewa, paling gak dianggap, paling-paling,paling lah pokoknya. Padahal. Tenyata engga, sama sekali. Dan karena kita suka mengasumsikan sendiri, maka jadilah itu suatu mindset yang terpatri di alam bawah sadar dan direkam oleh otak. Mengapa demikian? Karena kita sering banget nyuplai energi negatif di sekitar kita, yang hasilnya adalah suudzon! Yang akan menjadi starting pemantik rasa tidak nyaman, dan berakhir dengan kebencian.

Tadi malam aku nonton konser amal, yang diadakan oleh BEM Unsyiah dan Dompet Dhuafa. Engga tau kenapa pengen aja ikut. Padahal aku tuh bukan tipekal penikmat konser, atau niat banget pergi demi sebuah event yang dsebut ‘konser’. Malas aja, teriak, histeris, lompat-lompat, apalagi ya? Itulah intinya. Konser malam tadi diisini oleh penyanyi kondang asal Aceh yaitu (Rafly Kande) yang terkenal dengan lagu ‘ibu’ nya, dan juga lagu yang waktu itu tenar ketika Aceh dilanda musibah duka besar-besaran karena tuhan marah. Banyak raut kesedihan waktu itu, dan sungguh bumi Aceh kala itu penuh dengan lautan mayat di setiap sudut dengan aroma busuk yang menusuk. Tak cukup kuat rasanya untuk kuingat dan kuulang lagi memori itu. Walaupun aku hanya menyaksikan di berita tivi yang Jadi Headline News hingga berbulan-bulan.

Kemudian satu lagi bintang tamu kondang yang berasal dari ibu kota, namanya bang Is (ex-voc Payung Teduh) itu lho. Tembang yang diberi judul akad, dan berhasil menyihir telinga anak-anak muda zaman ini. Ada satu hal yang membuat ku haru, mungkin sederhana, tapi bermakna. Beliau menyampaikan bahwa beliau disini ngamen, cari donasi untuk saudara kita yang ada di palu. Bahkan beliau melelang barang pribadinya di atas panggung. dengan semangat baliau mengajak semua penonton untuk mengisi kotak donasi yang terus menerus dibawa keliling oleh tim panitia, mengelilingi ivent Hall AAC dayan dawood malam tadi.
Beliau sama sekali gak berbayar, gak minta tarif, malah menginfakkan dirinya untuk bisa menjadi spirtus pemantik api berbagi. Pemantik hati untuk berbagi sesama saudara se-negeri.
bahkan tiket pesawat juga kocek beliau yang terogoh. Karena kami dari panitia memang menyampaikan tujuan konser kali ini adalah untuk penggalangan dana.

Ramahkah? Jangan tanya, beliau ramah bangettt, santai, persisnya seperti bukan ‘penyanyi’ kondang. Sangat sederhana.  Secuplik pesan bang is malam tadi:
kalau kita tidak bisa membantu orang lain, minimal sekali. Kita jangan usik orang lain, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk saudaranya’
Kenapa aku tulis. Biar nanti klaau aku udah jadi orang hebat yang dikenal, minimal indonesia juga oke. Aku bisa liat lagi semua reminder yang kutulis waktu aku kuliah, waktu aku jadi mahasiswa, waktu aku jadi orang biasa, waktu aku belum punya apa-apa, waktu aku buat event tapi minus dimana-mana, waktu aku belajar ikhlas, waktu aku menahan lapar, waktu aku menangis, waktu aku kecewa, waktu aku banyak dosa, waktu aku keras kepala, waktu aku merasa benar, waktu aku sadar, dan waktu aku ingat, kalau dunia ini hanya seperti sebalah sayap nyamuk yang tidak ada apa-apanya.
Jadi buat kalian, siapa aja yang baca. Ketika kecewa pada sesuatu, seseorang, maka ikhlaskan dan belajar mengikhlaskan, jangan di pendam jangan di pelihara karena itu akan menjadi sampah batin yang bisa menyebabakan busuk nya hati, dan hilangnya nurani.
Ingat! Gak ada manusia yang sempurna, gak ada manusia yang gak hilaf, gak ada manusia yang tak berdosa. Maafkan saudaramu, Allah maafkan dosamu


Comments