Sahabat dan teman dekat, bedakah?
Aku bingung harus mulai dari mana. Yang aku ingat aku punya teman entah sahabat dari kecil. Tak pasti. Aku juga bingung apa perbedaan teman dan sahabat, selama ini ada yang dekat denganku dan ada yang biasa-biasa saja, netral. Kalau kata orang-orang sahabat itu adalah tempat kita cerita masalah apapun itu, suka duka nya yang kita rasain, tapi aku nggak. Ada hal yang gak bisa kubagi untuk konsumsi teman-temanku, alasanya ini adalah hal pribadi yang sangat pribadi. Tapi gak bisa kupungkiri sejak aku SD aku punya teman yang dekattt banget, dan juga teman yang biasa aja, itu rasanya beda coy. Disini perbedaanya ketika aku teman sama yang A nyaman banget dan kalau berteman dengan yang B gak gereget, alias adem-adem ayem.
Masuk SMP aku juga punya teman dekat, dekatttt banget sampai orangtua kami udah saling kenal, dan aku juga sering main kerumah dia, berjam-jam baru aku pulang kerumah (ini masih pake seragam) tapi aku paginya izin ke mamak bilang kalau aku main ke rumah dia (teman aku). Biar gak dicariin kesekolah, kasian kan mamak aku kalau jemput kesekolahan Karena aku gak pulang-pulang. Dulu aku bilang “itu sahabat aku”, tapi karena ada satu insiden yang lumayan membekas, alhasil sematan itu kucopot dari memoriku. Akhirnya aku anggap dia teman dekat (bukan sahabat) nggak tau kenapa. Karena ada yang bilang kalau *sahabat itu adalah orang yang kita percayai dalam berbagai hal. Tanpa kecuali. Aku nggak setuju, karena namanya aja manusia, pasti ada khilaf nya kan, nanti kalau kita sedang slek gitu, pasti ada aja yang bocor (pengalaman pribadi).
Waktu SMA aku juga pu nya teman dekat, dekat bangettt sampai sekarang! Orangtua kami saling kenal juga, dia juga sering main kerumah aku sampai berjam-jam, aku juga demikian. Tapi dulu kami juga pernah cekcok karena hal sepele, yang sering diributin sama anak abege labil (khusus anak SMA). Karena gak satu pendapat, gak satu selera, salah paham, langsung ribut. Ini juga gak sahabat tapi (teman dekat). Aku gak tau apa beda sahabat sama teman dekat. *Mungkin kayak yang udah aku sebut diatas kali ya. Sampai saat ini semua yang dekat aku, aku bilangnya teman dekat, bukan sahabat. Karena gak ada sahabat buat aku, aku juga gak tau arti sahabat itu apa. Yang aku tau teman dekat itu orang-orang hebat yang selalu ada buat nolongin aku kapan aja. Pun sebaliknya.
Sahabat rasanya terlalu membatasi diri berteman hanya dengan 1 atau 2 orang. Gak menarik, hidup datar aja, yang diliat itu aja, yang diajak main juga itu lagi.
Tapi teman SMA aku itu benar-benar aku anggap kayak keluarga aku sendiri, bahkan semua tentang dia aku tau, dia juga tau tentang aku, ini lebih manis dari sekedar sahabat. Waktu itu aku nangis parah gara-gara kecewa sama dia, sampai semua kekesalan kutumpahkan dan dia juga menjawab dengan jawaban yang lumayan gigih. Aku nangis sejadi-jadinya, dan di tengah malam dia SMS aku bilang kata “Maaf” dengan cara yang cukup manis, manis sekali sampai aku merasa dia itu benar-benar teman terbaik. Seingatku baru dia yang begitu tulus dalam berteman. Dan sekarang kami terpisahkan oleh jarak yang jauh, beda pulau, beda provinsi, beda kota, beda universitas pula. (dia special one)
Masuk kuliah aku gak terlalu dekat dengan teman-teman kuliah di kampus, biasa.. adaptasi dulu coy. Aku butuh waktu untuk bisa memastikan yang mana akan menjadi teman dekatku selama beberapa periode kedepan. Teman biasa? Gampang banget nyarinya, cukup dengan memetikkan jari tengah dan ibu jari langsung dapat. Behh …. Sombong sangat daku ini hahah
Seiring berjalannya waktu, senin selasa
rabu kamis jumat sabtu minggu itu lah nama-nama hari (lagu aku waktu SD kelas
1) masih ingat coy, Brilliant! Allah lagi ni penyebab nya, masih kasi aku
ingatan yang baik. Terimakasih ya Allah. Semester 1 dapat teman beberapa. Itu
cukup berjalan beberapa bulan saja, kemudian ganti. Dapat lagi beberapa untuk
beberapa bulan kedepan, lalu? Ganti.
Dan sekarang udah bisa dihitung dengan jari siapa teman dekat aku. Ada beberapa kategori sih. Mantap kan. Iya aku punya spesifikasi tersendiri. Ada teman ngaji. Teman main. Teman ngampus. Komplit! Tapi orangnya gak banyak, cukup dihitung dengan jari, gak tau deh ini bakal langgeng atau tereliminasi dengan sendirinya. Katanya kalau sahabat adalah teman selamanya? Aku nggak tau, karena biasanya yang aku anggap sahabat malah ada batasan waktunya, kalau dia sahabat di SD pas SMP udah biasa-biasa aja, (kayak gak kenal malah) ini demi Allah nyakitin banget nget nget..
Jadi aku gak punya sahabat. Karena ini bisa hilang. Aku mau punya teman dekat aja, kalau hilang cari lagi. ah gak tau ah. Ini menurut pengalaman pribadi sih. Kalau kamu-kamu gak setuju juga gak apa men, kita punya pilihan dan prinsip masing-masing, different thing is good, right?
Dan sekarang aku udah punya nih beberapa orang yang benar-benar kuanggap dekat mereka selalu ada, dan aku gak tau apakah aku selalu ada buat mereka, gak berani nilai diri sendiri takut salah. At least mereka-mereka ini yang aku ajakin ngobrol dari hal ringan samapi hal berat. Mengenai masa depan, sehh... mature banget yaa :D
Dan sekarang aku udah ngerasain feel yang beda, kalau salah satu diantara kami ada apa-apa rasanya sedih gitu, semoga ini adalah awal yang benar-benar baik untuk kategori teman dekat, teman dekat yang saling Support satu sama lain, saling ngerti, saling membatu, saling menasehati, dan saling yang lainya.
Intinya disini aku mau bilang. Gak ada
yang bisa kamu percayai di dunia ini keculai 1 yaitu Allah. Iya
itu. Jadi kalau ada yang ngecewain kamu wajar, karena mereka manusia, jadi
kalau menurut kamu itu cerita gak mau di bagi biar terjamin kerahasiannya,
jangan cerita ke manusia. Langsung aja ke Allah,. Jadi kamu gak akan
punya masalah ke teman-teman di sekitarmu. Karena manusia sifatnya pelupa. Kadang
dia gak sengaja nyeritain ke teman-teman lain, dan cukup memastikan dengan
kalimat “jangan bilang siapa-siapa ya” dan yang dengerin tadi cerita lagi ke
orang dengan pesan yang sama “jangan bilang siapa-siapa ya” . jadilah
"jangan bilang siapa-siapa " jadi pesan berantai. Kamu kalau lagi
galau ambil wudhu cari sajadah curhat ke Allah, udah lega terjamin lagi.
kalau kamu buntu nyari solusi banyakin ngaji, tu Quran jangan sampai berselimut
debu saking jarang nya kamu baca. Baca tu Quran. Aku juga
ngingatin diri sendiri, biar gak selalu sok sibuk dengan tugas yang sebenarnya
enteng banget, tapi selalu di buat berat.



mbak😣 excellent tulisannya
ReplyDelete