Jadi anak debat, megap-megap!



Seseorang mantap mengatakan “Kamu akan menjadi mahasiswa semua bidang ilmu dengan bergabung menjadi anggota debat”. Lah gimana nggak coba. Ternyata di debat ini selalunya diberikan mosi (topik/kasus) yang akan dibahas secara dadakan, sekitar 30 menit sebelum debat (di univ aku) dan itu berhasil buat jantung berdegub kencang, kepala pusing, perut mual, dan rasa tidak nyaman pluss senang ke toilet hahahah… kalau aku khusus (toilet) karena selama masa menunggu jatah, aku berhasil ngabisin air mineral 600-1000 mili wkwkwk..

Baik mau bagi tau kenapa aku bisa ikut debat. Jadi waktu itu ketika ada angin yang berhembus ke telinga kalau akan ada seleksi debat di tingkat fakultas untuk selanjutnya naik ke universitas dan kalau goal akan naik lagi ke kopertis, dan sampailah ke nasional jadilah aku salah satu peserta debat utusan jurusan sebagai pembicara closing statement menggantikan calon yang ternyata batal ikut,. asiikk naik pesawat gratissan…. (kalau lolos ke kopertis dan nasional aja) Lanjut! Aku gantiin beliau itu di 15 menit terakhir perlombaan akan dimulai. Aku pusing mendadak, dan sesak bernafas. Selama 20 tahun aku belum pernah ikut debat parlemen sekalipun, kalau berdebat untuk rebutan jajan atau debat biar menangin kelompok presentasi kelas biasa, lah ini? Debat beneran. Aku ikut aja. Lagi-lagi aku minum sebanyak-banyaknya karena mendadak dehidrasi (kebiasaan kalau lagi kompetisi, apapun itu) kecuali kalau acara nya dalam bulan puasa ;)

Oke. aku kebagian menjadi tim oposisi (penentang pemerintah) yang selalu mencari keburukan dari isu yang diangkat. Uihhss pusing. Ketika clue dari mosi disampaikan oleh panitia maka mulailah kami semua berhamburan dan berselancar dengan gawai ajaib, gugel menjadi penolong paling ajib. Kamu mau cari kasus apa aja semua ada disana, disana ada semua! Bermodalkan mental dan “sedikit” kemampuan berbicara di depan public mulailah kuracik kalimat satu demi satu agar enak untuk di dengar dan manis untuk di telan. Ah.. semua express.

Ekspektasi menang? Tidak. Aku menjalani semua dengan semampuku dan dibatas normal. Seingatku mosi waktu itu tentang dampak positif perdagangan petani berbasis online marketing. Baca lah itu semua tentang ekonomi,teknologi, pertanian. Semua yang masih memiliki hubungan kerabat dengan mosi yang dberikan sang panitia. Gimana gak pinter kan ya hahah mulai Koran, harga cabai di pasar, sampai jaringan internet, semua kami lalap, habiss. Dannnn jrengggg……aku berhasil mendapat peringkat 3 di fakuktas pertanian. Berhasil! Alhamdulillah ala kulihal. Gak nyangka coy. Semua memberi selamat dan senyuman termanis untukku, ah aku makin megap-megap kan ya, “Alhamdulillah” kata yang  terucap di hari senin itu.

Oh iya, FYI.. setiap senin aku hampir selalu cabut kelas dengan alasan ikut ini itu, dan dosen kelas senin pagi itu baik sekali (dosen favorit aku). Kalau aku udah datang mendekat ke beliau, langsung ada respon “ada apa iga? Mau kemana lagi hari ini? Hahahh… aku senyum malu. Kujawab saja. saya jadi perwakilan dari jurusan pak, dalam kompetisi debat. “ya, baik silahkan”. Ah bapak ini memang selalu legowo, hal ini yang buat aku suka dan gak mau ribut ketika kelas sedang jalan. Balik lagi!!

Dapatlah aku ucapan selamat dari dosen dan teman main.kemudian aku bergabung dengan teman lintas jurusan dalam satu tim. Kami merupakan tim yang solid dan kompak, nggak ada yang saling nyalahin satu sama lain kalau kami susah untuk ngumpul. Semua saling ngerti dan paham. Allah memang maha baik, Masya Allah. Hari yang ditunggu tiba. Kami masuk ke kompetisi debat universitas. Suasana di fakultas ternyata lebih panas dan berapi-api coy. Disini cenderung kalem dan santai. Namun argument mereka berisi. (di pertanian berat, tapi tetap berisi kok)

Lagi-lagi Allah masukkan aku ke tempat orang-orang yang memiliki daya pikir yang cemerlang, aku bersyukur banyak kali telah diberi kesempatan untuk bisa sampai ke tahap ini. Benar-benar sensasi baru yang menyegarkan. Mataku terbelalak melihat mereka yang udah kayak pengacara-pengacara kondang dalam menyampaikan argument nya. ah aku bersyukur.

Filosofinya aku itu kayak larva yang membutuhkan waktu untuk berkembang jadi kepompong dan  berakhir menjadi kupu-kupu yang menawan. Disini aku kalah dengan mereka-mereka yang telah berhasil melewati tahap metamorphosis itu lebih awal (gagal naik pesawat hahah), dan sekarang masaku pula, kecewa? Sama sekali tidak. Aku disini belajar tentang menghargai dan bekerjasama dalam tim. Intinya kalau diminta ngalahin mereka aku masih belum bisa. Karena aku masih fakir ilmu, kalau dipaksakan lagi aku bakalan megap-megap dan akhirnya pingsan! Nggak menarik kan ya. Intinya aku mau bilang. Setiap moment yang datang pada kita, mari nikmati dan lakukan sebaik yang kita bisa, masalah hasil? Belakangan. Biar Allah dan alam yang jadi juri penentu, ikhtiar, tawwakal, beres. 

Banyakin sholawat dan doa aja. Toh Allah lebih tau apa yang kita butuhin, bukan sekedar apa yang kita inginin. Belajarlah dari tiap moment dan kesempatan yang datang secara tiba-tiba atau terencana. Nanti ada hasil manis untuk dikenang namun tidak dapat diulang. ps/ gambar hanya illustrasi yang sengaja di blur :)

 

Sukses selalu! Salam Iga.  

 

 

 

 

Comments